Minggu, 20 Juni 2010

KECANTIKAN WANITA

Kecantikan bagi setiap wanita mungkin merupakan sesuatu yang sangat diidamkan. Sehingga apapun akan dilakukan untuk bisa tampil cantik dan menawan hati. Bahkan bila perlu operasi plastik akan menjadi pilihan untuk mempermak wajah dan anggota tubuh yang lain.
Lalu bagaimana dengan menjadi seorang muslimah? Bagaimana menjadi seorang muslimah yang cantik? Bagi sosok muslimah, nampaknya kecantikan tidak hanya berhenti pada hidung yang
mancung, pipi yang mulus, kulita yang terawat dan seabrek pesona fisik lainnya. Tetapi lebih dari itu ia harus memiliki kecantikan yang lain.

1. Cantik Jiwa
Menjadi sosok muslimah yang siap mempercantik jiwanya dengan selalu memperbarui taubat. Menyegarkan jiwanya dengan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Karena tak ada kata yang indah selain kata pasrah terhadap apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya.

2. Cantik Akal
Menjadi muslimah yang smart, cerdas, nyambung kalau diajak ngobrol. Oleh karena itu ia tidak boleh meninggalkan kebutuhan akal dan otak dia. Selalu update dengan pengetahuan terbaru dan bisa dengan cepat mengikuti perkembangan. Bukan muslimah yang jadul dan lowbatt. Selalu ketinggal bereaksi terhadap apapun. Menjadi followers dan tidak pernah bisa menjadi leader.

3. Cantik Diri
Pada aspek ini muslimah harus mampu berada pada dua poin besar. Antara terlalu berlebihan dengan terlalu meremehkan. Penampilan memang bukan segala-galanya, namun begitu bukan kemudia kita meremehkannya dengan memilih tampil kucel. Kudu pinter-pinter menempatkan diri antara berlebihan dan meremehkan. Memilih kosmetik yang berfungsi menjaga dan bukan berfungsi membuat menyolok.

Semoga bsia jadi sedikit masukan buat teman-teman muslimah.

 

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA
PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK ELEKTRONIKA
KOMPETENSI KEAHLIAN : 1. TEKNIK AUDIO VIDEO (064)
2. TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI (065)
3. TEKNIK MEKATRONIKA (066)

A. DASAR KOMPETENSI KEJURUAN
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Menerapkan dasar-dasar kelistrikan 1.1 Menjelaskan arus, tegangan dan tahanan listrik
1.2 Menjelaskan sifat-sifat beban listrik yang bersifat resistif, kapasitif, dan induktif pada rangkaian DC
1.3 Menjelaskan prinsip-prinsip kemagnitan listrik
1.4 Menjelaskan konsep rangkaian listrik
1.5 Mengunakan hukum-hukum rangkaian listrik arus searah
1.6 Menggunakan hukum-hukum rangkaian listrik arus bolak-balik.
2. Menerapkan dasar-dasar elektronika 2.1 Mengidentifikasi komponen elektronika pasif, aktif dan elektronika optik
2.2 Menjelaskan sifat-sifat komponen elektronik pasif dan aktif
2.3 Menjelaskan konsep rangkaian elektronika.
3. Menerapkan dasar-dasar teknik digital 3.1 Menjelaskan sistem bilangan
3.2 Menjelaskan operasi logika
3.3 Menjelaskan prinsip register.
4. Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3) 4.1 Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
4.2 Menerapkan keselamatan kerja berdasarkan OSHA (Occupational Safety and Health Administration)
4.3 Mengidentifikasi gejala kejutan listrik (electric shock)
4.4 Mendemonstrasikan penggunaan fasilitas peralatan keselamatan kerja
4.5 Mengoperasikan alat dan perlengkapan pemadam kebakaran
4.6 Mengidentifikasi bahan kimia Polychlorinated Biphenyls (PCBs).


B. DASAR KOMPETENSI KEJURUAN
1. Teknik Audio Video (064)
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Memahami sifat dasar sinyal audio 1.1 Memahami elemen gelombang, jenis-jenis dan interaksi gelombang
1.2 Memahami sifat dan kegunaan penguat
1.3 Menjelaskan attenuasi gelombang
1.4 Menjelaskan decibel
1.5 Menjelaskan konversi besaran listrik pada mikrophon dan loudspeaker.
2. Melakukan instalasi sound system 2.1 Mengidentifikasi bagian-bagian dan fungsi dari sound system
2.2 Menjelaskan pengaruh arah speaker
2.3 Menjelaskan hal-hal yang mempengaruhi kualitas suara
2.4 Menggunakan wireless sesuai karaktreristiknya
2.5 Pengawatan peralatan sound sistem
2.6 Melakukan perawatan peralatan sound sistem.
3. Memahami prinsip pembuatan master 3.1 Menjelaskan fungsi mastering
3.2 Menjelaskan perbedaan studio pembuatan master dan rekaman
3.3 Mengidentifikasi kebutuhan alat untuk rekaman audio
3.4 Memahami fungsi alat pendukung perekaman suara
3.5 Menjelaskan macam dan penempatan mikropon pada instrumen
3.6 Menjelaskan mekanisme perekaman suara.
4. Membuat rekaman audio di studio 4.1 Menjelaskan proses duplikasi
4.2 Mengoperasikan peralatan rekam
4.3 Merawat peralatan rekam
4.4 Melacak gangguan kerja sistem.
5. Memperbaiki radio penerima 5.1 Menjelaskan jenis-jenis radio penerima
5.2 Menjelaskan prinsip kerja radio penerima AM
5.3 Menjelaskan prinsip kerja radio penerima FM
5.4 Mengoperasikan radio
5.5 Menala tuning dan penguat
5.6 Merawat radio
5.7 Memperbaiki radio.
6. Memperbaiki compact cassete recorder 6.1 Menjelaskan prinsip rekam magnetic
6.2 Mendiskripsikan jenis-jenis cassette dan kegunaannya
6.3 Menjelaskan prinsip kerja compact cassette recorder
6.4 Mengoperasikan cassette recorder
6.5 Menginstall cassette recorder
6.6 Merawat cassette recorder
6.7 Memperbaiki cassette recorder.
7. Memperbaiki CD player 7.1 Menjelaskan media rekam CD
7.2 Menyebutkan jenis-jenis CD
7.3 Menjelaskan cara kerja CD player
7.4 Mengoperasikan CD player
7.5 Merawat CD player
7.6 Memperbaiki CD player.
8. Menjelaskan dasar-dasar sinyal video 8.1 Menjelaskan hubungan jumlah piksel dan kualitas resolusi gambar
8.2 Menjelaskan bagian-bagian sinyal video komposit dan fungsinya
8.3 Menjelaskan perbedaan Sistem PAL dan NTSC
8.4 Menjelaskan sistem pembentukan gambar
8.5 Melakukan pengujian sInyal video
8.6 Menjelaskan prinsip kerja tabung gambar.
9. Memperbaiki sistem penerima televisi 9.1 Menjelaskan bagian-bagian dan fungsi dalam sistem penerima TV hitam putih
9.2 Menjelaskan prinsip kerja penerima TV hitam putih dan warna
9.3 Menjelaskan macam-macam penerima televisi meliputi sistem penerima TV HP, TV Warna, TV kabel, TV satelit, TVIP, TVio dan HDTV
9.4 Menjelaskan monitor komputer
9.5 Menjelaskan perbedaan TV LCD dan plasma
9.6 Mengoperasikan penerima TV
9.7 Menginstal penerima TV
9.8 Merawat penerima TV
9.9 Memperbaiki penerima televisi.
10. Memperbaiki alat reproduksi sinyal audio video compact cassete 10.1 Memilih jenis kaset sesuai kegunaan
10.2 Menjelaskan prinsip kerja VCR
10.3 Menginstal VCR
10.4 Merawat VCR
10.5 Memperbaiki VCR.
11. Memperbaiki alat reproduksi sinyal audio video CD 11.1 Menjelaskan perbedaan media rekam VCD dan DVD
11.2 Menjelaskan prinsip kerja DVD player
11.3 Mengoperasikan DVD player
11.4 Menginstall DVD player
11.5 Merawat DVD player
11.6 Memperbaiki DVD player.
12. Melakukan konversi cassette ke CD 12.1 Menjelaskan prinsip konversi
12.2 Mengoperasikan peralatan konversi
12.3 Merawat peralatan konversi.
13. Melakukan install home theater 13.1 Menjelaskan kebutuhan peralatan pembuatan home theater
13.2 Menempatkan peralatan audio menghasikan suara surround dengan sistem 4.1, 5.1 dan 7.1
13.3 Menjelaskan TV proyektor
13.4 Menempatkan Monitor gambar sesuai dengan jarak tempat duduk
13.5 Menginstall peralatan home theater dengan konfigurasi 41 atau 61
13.6 Melakukan trouble shooting hasil install
13.7 Merawat home theater.
14. Melakukan install video game 14.1 Menjelaskan urutan perkembangan video game
14.2 Menjelaskan bagian-bagian dan fungsi play-stasion
14.3 Menginstall video game
14.4 Merawat video game.
15. Mempersiapkan pembuatan dokumentasi video 15.1 Membuat skenario rancangan pengambilan gambar
15.2 Mengidentifikasikan jenis dan fungsi alat-alat pendukung pembuatan dokumentasi video
15.3 Menjelaskan prinsip kerja dan pengaturan kamera
15.4 Menjelaskan teknik pengambilan gambar.
16. Membuat dokumentasi video 16.1 Mengoperasikan kamera
16.2 Menginstal kamera
16.3 Melakukan perekaman gambar
16.4 Melakukan editing gambar
16.5 Melakukan reproduksi hasil rekaman
16.6 Merawat kamera.
17. Melakukan install sistem audio video CCTV 17.1 Menjelaskan prinsip CCTV
17.2 Mengidentifikasi kebutuhan CCTV
17.3 Menjelaskan prinsip penempatan kamera pemantau
17.4 Menginstal monitor pemantau
17.5 Menginstall CCTV untuk security
17.6 Menginstall CCTV untuk konferensi terbatas.
18. Melakukan install peralatan audio video mobil 18.1 Menjelaskan kebutuhan peralatan audio video mobil
18.2 Memasang pengawatan peralatan audio video mobil
18.3 Mengatur suara surround.





2. Teknik Elektronika Industri (065)
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Mengukur besaran-besaran listrik dalam rangkaian elektronika 2.1 Mengoperasikan multimeter analog dan digital
2.2 Mengoperasikan CRO, frekuensi counter
2.3 Mengoperasikan peralatan ukur berbasis PC
2.4 Menjelaskan konsep sistem instrumentasi dalam elektronika industri
2.5 Menerapkan konsep sistem instrumentasi dalam elektronika industri
2.6 Menggunakan alat ukur besaran listrik pada rangkaian elektronika.
2. Menerapkan konsep elektronika digital dan rangkaian elektronika komputer 3.1 Menjelaskan prinsip dasar logika dan aljabar boole dalam elektronika digital
3.2 Menjelaskan konsep sekuensial dan kombinasi elektronika digital
3.3 Menerapkan prinsip dasar logika dan aljabar boole dalam rangkaian elektronika digital
3.4 Menjelaskan prinsip dasar rangkaian elektronika digital dalam arsitektur komputer
3.5 Menerapkan prinsip dasar rangkaian elektronika digital dalam operasi sistem interface komputer.
3. Menerapkan sistem mikroprosesor 3.1 Menjelaskan perkembangan teknologi mikroprosesor
3.2 Menjelaskan sistem mikroprosesor
3.3 Mengoperasikan sistem mikroprosesor.
4. Menerapkan sistem mikrokontroller 4.1 Menjelaskan sistem mikrokontroller
4.2 Menjelaskan perkembangan teknologi mikrokontroller
4.3 Membuat program sistem mikrokontroller sederhana.
5. Mengoperasikan sistem operasi komputer 5.1 Mendiskripsikan sistem operasi komputer
5.2 Menerapkan prosedur pengoperasian komputer
5.3 Menginstal software sistem operasi komputer, software aplikasi, CAD (Computer Aided Design), anti virus dan pemrograman ke komputer.
6. Mengoperasian software aplikasi program dan gambar 6.1 Melaksanakan persiapan pengoperasian perangkat lunak
6.2 Mengoperasikan komputer (membuat file baru, membuka file yang sudah ada, mengedit, menyimpan).
7. Menggambar teknik elektronika menggunakan komputer 7.1 Menjelaskan simbol-simbol perangkat dan peralatan intrumentasi elektronika dan sistem kendali
7.2 Menerapkan prosedur menggambar teknik elekronika
7.3 Menentukan software aplikasi gambar teknik
7.4 Menggunakan komputer untuk membuat gambar teknik
7.5 Menyimpan hasil gambar dalam bentuk dokumentasi file gambar
7.6 Membaca kembali dokumentasi file gambar untuk di edit dan di cetak.
8. Mengoperasikan rangkaian elektronika terapan 8.1 Menjelaskan konsep dasar sensor dalam elektronika industri
8.2 Menjelaskan konsep dasar transduser dalam elektronika industri
8.3 Menerapkan konsep sensor dan transduser dalam sistem pengendali pada kontrol elektronik industri
8.4 Menerapkan konsep sensor dan transduser dalam pengukuran dan monitoring sistem kendali proses aliran
8.5 Menjelaskan konsep rangkaian dasar penguat operasional, penguat instrumentasi, filter dan pengolah sinyal
8.6 Menjelaskan sistem audio video
8.7 Menerapkan sistem audio video.
9. Mengoperasikan power supply elektronika industri 9.1 Menjelaskan konsep dasar power supply teregulasi dan switching
9.2 Menerapkan pembatas arus dan tegangan pada power supply
9.3 Menjelaskan konsep penggerak elektronika industri (aktuator)
9.4 Menerapkan konsep penggerak elektronik relay, DC-DC konverter, AC-DC konverter, DC-AC konverter dalam sistem pengendali proses
9.5 Menjelaskan konsep dasar penggerak media udara (pneumatik)
9.6 Menjelaskan konsep dasar penggerak media fluida (hidrolik)
9.7 Menerapkan konsep penggerak media udara dan media fluida dalam sistem pengendali proses.
10. Memahami komunikasi data sinyal digital antar peralatan elektronika 10.1 Menjelaskan konsep komunikasi data, peran dan fungsi DTE-DCE
10.2 Menjelaskan konsep komunikasi data dalam Control Area Network (CAN) Bus dan jaringan LAN
10.3 Menerapkan konsep dasar sistem komunikasi data sinyal digital melalui media kabel, fiber dan frekuensi radio.
11. Merakit perangkat keras komputer 11.1 Menjelaskan prosedur perakitan komputer
11.2 Mempersiapkan pelaksanaan perakitan komputer
11.3 Melaksanakan perakitan perangkat keras komputer
11.4 Menguji perangkat keras komputer.
12. Memprogram peralatan sistem pengendali elektronik yang berkaitan akses I/O berbantuan mikroprosesor dan mikrokontroller 12.1 Menjelaskan prosedur penyusunan algoritma pemrograman
12.2 Mengidentifikasi arsitektur mikroprosessor dan mikrokontroller
12.3 Menjelaskan instruksi, bahasa asembler dan sistem interupsi pada sistem mikroprosesor dan mikrokontroler
12.4 Memprogram sistem mikroprosessor dan sistem mikrokontroller
12.5 Memprogram peralatan sistem pengendali elektronik berkaitan akses I/O berbantuan mikroprosessor dan mikrokontroller
12.6 Memprogram peralatan sistem pengendali elektronik berkaitan akses I/O berbantuan mikroprosessor dan mikrokontroller
12.7 Membuat dokumentasi hasil pemrograman peralatan sistem pengendali elektronik yang berkaitan dengan I/O bantuan : mikroprosesor dan mikrokontroller.
13. Memprogram peralatan sistem pengendali elektronik yang berkaitan dengan I/O berbantuan PLC dan komputer 13.1 Mendiskripsikan ladder diagram pada pemrograman PLC
13.2 Memprogram PLC dengan menggunakan konsole dan komputer
13.3 Menggunakan bahasa pemrograman yang dapat berinteraksi dengan I/O pada sistem komputer
13.4 Mengintalasi sistem pengendali elektronik berbantuan PLC dan komputer dengan sensor, transduser dan penggerak (aktuator)
13.5 Mengoperasikan sistem pengendali elektronik berbantuan PLC dan komputer dengan sensor, transduser dan penggerak (aktuator)
13.6 Menguji kerja sistem pengendali elektronik berbantuan PLC dan komputer dengan sensor, transduser dan penggerak (aktuator)
13.7 Membuat dokumentasi hasil pemrograman peralatan sistem pengendali elektronik yang berkaitan dengan I/O bantuan PLC dan komputer.
14. Mengerjakan dasar-dasar pekerjaan bengkel elektronika 14.1 Menerapkan prosedur pekerjaan bengkel elektronika
14.2 Mempersiapkan pelaksanaan perakitan komponen
14.3 Melaksanakan perakitan komponen elektronika
14.4 Menguji hasil perakitan.
15. Melaksanakan pemeliharaan peralatan elektronika sistem pengendali elektronika 15.1 Membuat jadwal pemeliharaan peralatan elektronik secara menyeluruh
15.2 Membaca data pemeliharaan peralatan elektronik dan sistem pengendali elektronika
15.3 Merencanakan pelaksanaan pengujian peralatan elektronik pada sistem pengendali elektronik.
15.4 Melaksanakan pengujian peralatan elektronik pada sistem pengendali elektronik secara menyeluruh
16. Merakit peralatan dan perangkat elektronik sistem pengendali elektronika 16.1 Menjelaskan cara perakitan peralatan dan perangkat elektronik sistem pengendali elektronika
16.2 Mengidentifikasi kondisi setiap bagian peralatan dan perangkat elektronik Sistem pengendali elektronika
16.3 Melaksanakan perakitan peralatan dan perangkat elektronik sistem pengendali elektronika
16.4 Melaksanakan setup pada sistem pengendali elektronika
16.5 Mengoperasikan hasil rakitan peralatan dan perangkat elektronik sistem pengendali elektronika.
17. Melaksanakan pemeliharaan peralatan elektronik sistem otomasi elektronika 17.1 Membuat jadwal pemeliharaan peralatan elektronik secara menyeluruh
17.2 Membaca data pemeliharaan peralatan elektronik
17.3 Menjelaskan cara pengujian peralatan elektronik secara menyeluruh
17.4 Melaksanakan pengujian peralatan elektronik.
17.5 Memperbaiki rangkaian elektronik pada sistem pengendali elektronik
17.6 Mengganti komponen dalam rangkaian elektronika.
18. Merakit peralatan dan perangkat elektronik sistem otomasi elektronika 18.1 Menjelaskan prosedur perakitan peralatan dan perangkat elektronik sistem otomasi elektronika
18.2 Mengidentifikasi dan memeriksa kondisi peralatan dan perangkat elektronik sistem otomasi elektronika
18.3 Melaksanakan perakitan peralatan dan perangkat elektronik sistem otomasi elektronika.


3. Teknik Mekatronika (066)
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Menerapkan sistem mikroprosesor 1.1 Menjelaskan perkembangan teknologi mikroprosesor
1.2 Menjelaskan sistem mikroprosesor
1.3 Mengoperasikan sistem mikroprosesor.
2. Menerapkan sistem mikrokontroller 2.1 Menjelaskan sistem mikrokontroller
2.2 Menjelaskan perkembangan teknologi mikrokontroller
2.3 Membuat program sistem mikrokontroller sederhana.
3. Menerapkan dasar-dasar teknik mesin 3.1 Menjelaskan material bahan pemesinan
3.2 Mengunakan rumus-rumus statika dan tegangan
3.3 Mengidentifikasikan komponen mesin
3.4 Menentukan metode pembentukan bahan.
4. Melaksanakan pengukuran besaran listrik 4.1 Menjelaskan prosedur pengukuran besaran listrik
4.2 Melakukan pengukuran besaran listrik dengan alat ukur analog adan alat ukur digital
4.3 Membuat laporan pengukuran besaran listrik menggunakan alat ukur analog dan alat ukur digital.
5. Membuat gambar teknik 5.1 Menjelaskan standarisasi gambar teknik
5.2 Membaca gambar teknik mesin dan teknik listrik
5.3 Membuat gambar mekanik sistem mekatronika
5.4 Membuat gambar elektronik sistem mekatronika
5.5 Membuat gambar elektrik sistem mekatronika
5.6 Membuat gambar pneumatik sistem mekatronika
5.7 Membuat gambar hidrolik sistem mekatronika.
6. Menggunakan komputer untuk membuat gambar teknik 6.1 Menjelaskan konsep menggambar teknik dengan komputer
6.2 Memilih software aplikasi gambar teknik
6.3 Menggambar teknik dengan komputer.
7. Melaksanakan pekerjaan bengkel elektronika 7.1 Menjelaskan prosedur pekerjaan bengkel elektronika
7.2 Menggunakan perkakas tangan elektronika
7.3 Melaksanakan perakitan komponen elektronika.
8. Menggunakan perkakas tangan mekanik 8.1 Mengidentifikasi jenis dan fungsi perkakas tangan mekanik
8.2 Menjelaskan cara penggunaan perkakas tangan mekanik
8.3 Mengoperasikan perkakas tangan mekanik
8.4 Mengidentifikasi perkakas yang rusak
8.5 Melakukan pengukuran dengan alat ukur mekanik presisi.
9. Mengoperasikan mesin perkakas power tool 9.1 Menjelaskan prosedur pengoperasian mesin perkakas power tool
9.2 Mengoperasikan mesin perkakas
9.3 Melakukan tindakan pengamanan kegagalan operasi.
10. Mengoperasikan mesin perkakas konvensional 10.1. Menjelaskan prosedur pengoperasian mesin perkakas konvensional
10.2. Mengoperasikan mesin perkakas
10.3. Melakukan tindakan pengamanan kegagalan operasi.
11. Menggunakan sensor 11.1 Mengidentifikasi sensor
11.2 Menjelaskan cara kerja sensor
11.3 Melakukan penyetelan sensor
11.4 Mendemonstrasikan fungsi sensor.
12. Menggunakan peralatan elektronik 12.1 Menjelaskan prosedur pengoperasian peralatan elektronik
12.2 Mengoperasikan peralatan elektronik sesuai prosedur
12.3 Melakukan tindakan pengamanan kegagalan operasi peralatan elektronik.
13. Mengoperasikan peralatan kelistrikan 13.1 Menjelaskan prosedur pengoperasian peralatan kelistrikan
13.2 Melaksakan persiapan pengoperasian peralatan kelistrikan
13.3 Melakukan pengecekan awal terhadap peralatan kelistrikan
13.4 Menjalankan peralatan kelistrikan sesuai prosedur
13.5 Melakukan tindakan pengamanan kegagalan operasi peralatan kelistrikan.
14. Mengoperasikan peralatan pneumatik 14.1 Menjelaskan prosedur pengoperasian peralatan pneumatik
14.2 Melaksanakan persiapan pengoperasian peralatan pneumatik
14.3 Melakukan pengecekan awal terhadap peralatan dan komponen pneumatik
14.4 Melakukan pengaturan suplai udara bertekanan
14.5 Menjalankan peralatan pneumatik
14.6 Melakukan tindakan pengamanan kegagalan operasi peralatan pneumatik.
15. Mengoperasikan peralatan hidrolik 15.1 Menjelaskan prosedur pengoperasian peralatan hidrolik
15.2 Melaksanakan persiapan pengoperasian peralatan hidrolik
15.3 Melakukan pengecekan awal terhadap peralatan dan komponen hidrolik
15.4 Melaksanakan pengaturan tekanan likuid
15.5 Menjalankan peralatan hidrolik
15.6 Melakukan tindakan pengamanan kegagalan operasi peralatan hidrolik.
16. Mengoperasikan Programmable Logic Controller (PLC) 16.1 Menjelaskan prosedur pengoperasian PLC
16.2 Melaksanakan persiapan pengoperasian PLC

16.3 Melakukan pengecekan awal terhadap PLC
16.4 Mengidentifikasi peralatan input dan output pada sistem
16.5 Melakukan pengoperasian PLC
16.6 Melakukan tindakan pengamanan kegagalan operasi PLC
16.7 Membuat laporan keadaan PLC.

Sabtu, 03 Oktober 2009

Cara Memperbaiki Wimdows XP tanpa Install Ulang

Berikut tahapan² sesuai dengan jenis kesalahan.
1. Memperbaiki Instalasi (Repair Install)

Jika Windows XP Anda rusak (corrupted) dimana Anda tidak mempunyai sistem operasi lain untuk booting,
Anda dapat melakukan perbaikan instalasi (Repair Install) yang bekerja sebagaimana setting (pengaturan)
yang awal.

- Pastikan Anda mempunyai kunci (key) Windows XP yang valid.
- Keseluruhan proses akan memakan waktu kurang lebih 1/2 atau 1 jam, tergantung spek komputer Anda.
- Jika Anda dimintai password administrator, sebaiknya Anda memilih opsi perbaikan (repair) yang kedua,
bukan yang pertama.
- Masukkan CD Windows XP Anda dan lakukan booting dari CD tersebut.
- Ketika sudah muncul opsi perbaikan kedua R=Repair, tekan tombol R
Ini akan memulai perbaikan.
- Tekan tombol F8 untuk menyetujui proses selanjutnya "I Agree at the Licensing Agreement"
- Tekan tombol R saat direktori tempat Windows XP Anda terinstal. Biasanya C:\WINDOWS
Selanjutnya akan dilakukan pengecekan drive C: dan mulai menyalin file-file.
Dan secara otomatis restart jika diperlukan. Biarkan CD Anda dalam drivenya.
- Berikutnya Anda akan melihat sebuah gambar "progress bar" yang merupakan bagian dari perbaikan,
dia nampak seperti instalasi XP normal biasanya, meliputi "Collecting Information, Dynamic Update,
Preparing Installation, Installing Windows, Finalizing Installation".
- Ketika ditanya, klik tombol Next
- Ketika ditanya untuk memasukkan kunci, masukkan kunci (key) Windows XP Anda yang valid.
- Normalnya Anda menginginkan tetap berada dalam nama Domain atau Workgroup yang sama.
- Komputer akan restart.
- Kemudian Anda akan mempunyai layar yang sama sebagaimana pengaktifan sistem ketika instalasi normal.
- Register jika Anda menginginkannya (biasanya tidak diperlukan).
- Selesai

Sekarang Anda bisa log in dengan account Anda yang sudah ada.

__________________________________________________ __________________________________________________


2. NTOSKRNL Rusak atau Hilang (Missing or Corrupt)

Jika Anda mendapati pesan error bahwa "NTOSKRNL not found" / NTOSKRNL tak ditemukan, lakukan:
- Masukkan CD Windows XP dan booting dari CD tersebut.
- Pada saat muncul opsi R=Repair yang pertama, tekan tombol R.
- Tekan angka sesuai dengan lokasi instalasi Windows yang ingin diperbaiki yang sesuai.
- Biasanya #1
- Pindahlah ke drive CD Drive Anda berada.
- Tulis: CD i386
- Tulis: expand ntkrnlmp.ex_ C:\Windows\System32\ntoskrnl.exe
- Jika Windows XP Anda terinstal di tempat lain, maka ubahlah sesuai dengan lokasinya.
- Keluarkan CD Anda dan ketikkan EXIT

__________________________________________________ __________________________________________________


3. HAL.DLL Rusak atau Hilang (Missing or Corrupt)

Jika Anda mendapatkan error berkenaan dengan rusak atau hilangnya file hal.dll, ada kemungkinan
file BOOT.INI mengalami salah konfigurasi (misconfigured).

- Masukkan CD Windows XP dan booting dari CD tersebut.
- Pada saat muncul opsi R=Repair yang pertama, tekan tombol R.
- Tekan angka sesuai dengan lokasi instalasi Windows yang ingin diperbaiki yang sesuai.
- Biasanya #1
- Tulis: bootcfg /list
Menampilkan isi/masukan pada file BOOT.INI saat ini
- Tulis: bootcfg /rebuild
Memperbaiki konfigurasi dari file BOOT.INI
- Keluarkan CD Anda dan ketikkan EXIT

__________________________________________________ __________________________________________________

4. Direktori \WINDOWS\SYSTEM32\CONFIG rusak atau hilang

Jika Anda mendapatkan error dengan tulisan:

"Windows could not start because the following files is missing or corrupt
\WINDOWS\SYSTEM32\CONFIG\SYSTEM or \WINDOWS\SYSTEM32\CONFIG\SOFTWARE"

- Masukkan CD Windows XP dan booting dari CD tersebut.
- Pada saat muncul opsi R=Repair yang pertama, tekan tombol R.
- Tekan angka sesuai dengan lokasi instalasi Windows yang ingin diperbaiki yang sesuai.
- Biasanya #1
- Masukkan password administrator jika diperlukan.
- Tulis: cd \windows\system32\config
- Berikutnya tergantung di bagian mana letak terjadinya kerusakan:
- Tulis: ren software software.rusak ATAU ren system system.rusak
- Berikutnya lagi juga tergantung di bagian mana letak terjadinya kerusakan:
- Tulis: copy \windows\repair\system
- Tulis: copy \windows\repair\software
- Keluarkan CD Anda dan ketikkan EXIT

__________________________________________________ __________________________________________________

5. NTLDR atau NTDETECT.COM tak ditemukan (NTLDR or NTDETECT.COM Not Found)

Jika Anda mendapati error bahwa NTLDR tak ditemukan saat booting:

a. Untuk partisi tipe FAT
- Silakan Anda melakukan booting dari disket Win98 Anda dan salinlah file NTLDR atau NTDETECT.COM
dari direktori i386 ke drive induk/akar (root) C:\

b. Untuk partisi tipe NTFS
- Masukkan CD Windows XP dan booting dari CD tersebut.
- Pada saat muncul opsi R=Repair yang pertama, tekan tombol R.
- Tekan angka sesuai dengan lokasi instalasi Windows yang ingin diperbaiki yang sesuai.
- Biasanya #1
- Masukkan password administrator jika diperlukan.
- Masukkan perintah berikut, dimana X: adalah alamat drive dari CD ROM Anda (Sesuaikan!).
- Tulis: COPY X:\i386\NTLDR C\:
- Tulis: COPY X:\i386\NTDETECT.COM C:\
- Keluarkan CD Anda dan ketikkan EXIT

Instalasi WAN

PROSEDUR INSTALASI WIRELESS LAN

Peralatan
1. Kompas dan peta topografi
2. Penggaris dan busur derajat
3. Pensil, penghapus, alat tulis
4. GPS, altimeter, klinometer
5. Kaca pantul dan teropong
6. Radio komunikasi (HT)
7. Orinoco PC Card, pigtail dan PCI / ISA adapter
8. Multimeter, SWR, cable tester, solder, timah, tang potong kabel
9. Peralatan panjat, harness, carabiner, webbing, cows tail, pulley
10. Kunci pas, kunci ring, kunci inggris, tang (potong, buaya, jepit), obeng set, tie rap, isolator gel, TBA, unibell
11. Kabel power roll, kabel UTP straight dan cross, crimping tools, konektor RJ45
12. Software AP Manager, Orinoco Client, driver dan AP Utility Planet, firmware dan operating system (NT, W2K, W98 / ME, Linux, FreeBSD + utilitynya)

Survey Lokasi
1. Tentukan koordinat letak kedudukan station, jarak udara terhadap BTS dengan GPS dan kompas pada peta
2. Perhatikan dan tandai titik potensial penghalang (obstructure) sepanjang path
3. Hitung SOM, path dan acessories loss, EIRP, freznel zone, ketinggian antena
4. Perhatikan posisi terhadap station lain, kemungkinan potensi hidden station, over shoot dan test noise serta interferensi
5. Tentukan posisi ideal tower, elevasi, panjang kabel dan alternatif seandainya ada kesulitan dalam instalasi
6. Rencanakan sejumlah alternatif metode instalasi, pemindahan posisi dan alat

Pemasangan Konektor
1. Kuliti kabel coaxial dengan penampang melintang, spesifikasi kabel minimum adalah RG 8 9913 dengan perhitungan losses 10 db setiap 30 m
2. Jangan sampai terjadi goresan berlebihan karena perambatan gelombang mikro adalah pada permukaan kabel
3. Pasang konektor dengan cermat dan memperhatikan penuh masalah kerapian
4. Solder pin ujung konektor dengan cermat dan rapi, pastikan tidak terjadi short
5. Perhatikan urutan pemasangan pin dan kuncian sehingga dudukan kabel dan konektor tidak mudah bergeser
6. Tutup permukaan konektor dengan aluminium foil untuk mencegah kebocoran dan interferensi, posisi harus menempel pada permukaan konektor
7. Lapisi konektor dengan aluminium foil dan lapisi seluruh permukaan sambungan konektor dengan isolator TBA (biasa untuk pemasangan pipa saluran air atau kabel listrik instalasi rumah)
8. Terakhir, tutup seluruh permukaan dengan isolator karet untuk mencegah air
9. Untuk perawatan, ganti semua lapisan pelindung setiap 6 bulan sekali
10. Konektor terbaik adalah model hexa tanpa solderan dan drat sehingga sedikit melukai permukaan kabel, yang dipasang dengan menggunakan crimping tools, disertai karet bakar sebagai pelindung pengganti isolator karet

Pembuatan POE
1. Power over ethernet diperlukan untuk melakukan injeksi catu daya ke perangkat Wireless In A Box yang dipasang di atas tower, POE bermanfaat mengurangi kerugian power (losses) akibat penggunaan kabel dan konektor
2. POE menggunakan 2 pair kabel UTP yang tidak terpakai, 1 pair untuk injeksi + (positif) power dan 1 pair untuk injeksi – (negatif) power, digunakan kabel pair (sepasang) untuk menghindari penurunan daya karena kabel loss
3. Perhatikan bahwa permasalahan paling krusial dalam pembuatan POE adalah bagaimana cara mencegah terjadinya short, karena kabel dan konektor power penampangnya kecil dan mudah bergeser atau tertarik, tetesi dengan lilin atau isolator gel agar setiap titik sambungan terlindung dari short
4. Sebelum digunakan uji terlebih dahulu semua sambungan dengan multimeter

Instalasi Antena
1. Pasang pipa dengan metode stack minimum sampai ketinggian 1st freznel zone terlewati terhadap obstructure terdekat
2. Perhatikan stabilitas dudukan pipa dan kawat strenght, pasang dudukan kaki untuk memanjat dan anker cows tail
3. Cek semua sambungan kabel dan konektor termasuk penangkal petir bila ada
4. Pasang antena dengan rapi dan benar, arahkan dengan menggunakan kompas dan GPS sesuai tempat kedudukan BTS di peta
5. Pasang kabel dan rapikan sementara, jangan sampai berat kabel menjadi beban sambungan konektor dan mengganggu gerak pointing serta kedudukan antena
6. Perhatikan dalam memasang kabel di tower / pipa, jangan ada posisi menekuk yang potensial menjadi akumulasi air hujan, bentuk sedemikian rupa sehingga air hujan bebas jatuh ke bawah

Instalasi Perangkat Radio
1. Instal PC Card dan Orinoco dengan benar sampai dikenali oleh OS tanpa konflik dan pastikan semua driver serta utility dapat bekerja sempurna
2. Instalasi pada OS W2K memerlukan driver terbaru dari web site dan ada di CD utility kopian, tidak diperlukan driver PCMCIA meskipun PNP W2K melakukannya justru deteksi ini menimbulkan konflik, hapus dirver ini dari Device Manager
3. Instalasi pada NT memerlukan kecermatan alokasi alamat IO, IRQ dan DMA, pada BIOS lebih baik matikan semua device (COM, LPT dll.) dan peripheral (sound card, mpeg dll.) yang tidak diperlukan
4. Semua prosedur ini bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari 30 menit tidak termasuk instalasi OS, lebih dari waktu ini segera jalankan prosedur selanjutnya
5. Apabila terus menerus terjadi kesulitan instalasi, untuk sementara demi efisiensi lakukan instalasi dibawah OS Win98 / ME yang lebih mudah dan sedikit masalah
6. Pada instalasi perangkat radio jenis Wireless In A Box (Mtech, Planet, Micronet dlll.), terlebih dahulu lakukan update firmware dan utility
7. Kemudian uji coba semua fungsi yang ada (AP, Inter Building, SAI Client, SAA2, SAA Ad Hoc dll.) termasuk bridging dan IP Addressing dengan menggunakan antena helical, pastikan semua fungsi berjalan baik dan stabil
8. Pastikan bahwa perangkat Power Over Ethernet (POE) berjalan sempurna

Pengujian Noise
1. Bila semua telah berjalan normal, install semua utility yang diperlukan dan mulai lakukan pengujian noise / interferensi, pergunakan setting default
2. Tanpa antena perhatikan apakah ada signal strenght yang tertangkap dari station lain disekitarnya, bila ada dan mencapai good (sekitar 40 % – 60 %) atau bahkan lebih, maka dipastikan station tersebut beroperasi melebihi EIRP dan potensial menimbulkan gangguan bagi station yang sedang kita bangun, pertimbangkan untuk berunding dengan operator BTS / station eksisting tersebut
3. Perhatikan berapa tingkat noise, bila mencapai lebih dari tingkat sensitifitas radio (biasanya adalah sekitar – 83 dbm, baca spesifikasi radio), misalnya – 100 dbm maka di titik station tersebut interferensinya cukup tinggi, tinggal apakah signal strenght yang diterima bisa melebihi noise
4. Perhitungan standar signal strenght adalah 0 % – 40 % poor, 40 % - 60 % good, 60 % - 100 % excellent, apabila signal strenght yang diterima adalah 60 % akan tetapi noisenya mencapai 20 % maka kondisinya adalah poor connection (60 % - 20 % - 40 % poor), maka sedapat mungkin signal strenght harus mencapai 80 %
5. Koneksi poor biasanya akan menghasilkan PER (packet error rate – bisa dilihat dari persentasi jumlah RTO dalam continous ping) diatas 3 % – 7 % (dilihat dari utility Planet maupun Wave Rider), good berkisar antara 1 % - 3 % dan excellent dibawah 1 %, PER antara BTS dan station client harus seimbang
6. Perhitungan yang sama bisa dipergunakan untuk memperhatikan station lawan atau BTS kita, pada prinsipnya signal strenght, tingkat noise, PER harus imbang untuk mendapatkan stabilitas koneksi yang diharapkan
7. Pertimbangkan alternatif skenario lain bila sejumlah permasalahan di atas tidak bisa diatasi, misalkan dengan memindahkan station ke tempat lain, memutar arah pointing ke BTS terdekat lainnya atau dengan metode 3 titik (repeater) dll.

Perakitan Antena
1. Antena microwave jenis grid parabolic dan loop serta yagi perlu dirakit karena terdiri dari sejumlah komponen, berbeda dengan jenis patch panel, panel sector maupun omni directional
2. Rakit antena sesuai petunjuk (manual) dan gambar konstruksi yang disertakan
3. Kencangkan semua mur dan baut termasuk konektor dan terutama reflektor
4. Perhatikan bahwa antena microwave sangat peka terhadap perubahan fokus, maka pada saat perakitan antena perhatikan sebaik-baiknya fokus reflektor terhadap horn (driven antena), sedikit perubahan fokus akan berakibat luas seperti misalnya perubahan gain (db) antena
5. Beberapa tipe antena grid parabolic memiliki batang extender yang bisa merubah letak fokus reflektor terhadap horn sehingga bisa diset gain yang diperlukan

Pointing Antena
1. Secara umum antena dipasang dengan polarisasi horizontal
2. Arahkan antena sesuai arah yang ditunjukkan kompas dan GPS, arah ini kita anggap titik tengah arah (center beam)
3. Geser antena dengan arah yang tetap ke kanan maupun ke kiri center beam, satu per satu pada setiap tahap dengan perhitungan tidak melebihi ½ spesifikasi beam width antena untuk setiap sisi (kiri atau kanan), misalkan antena 24 db, biasanya memiliki beam width 12 derajat maka, maksimum pergeseran ke arah kiri maupun kanan center beam adalah 6 derajat
4. Beri tanda pada setiap perubahan arah dan tentukan skornya, penentuan arah terbaik dilakukan dengan cara mencari nilai average yang terbaik, parameter utama yang harus diperhatikan adalah signal strenght, noise dan stabilitas
5. Karena kebanyakan perangkat radio Wireless In A Box tidak memiliki utility grafis untuk merepresentasikan signal strenght, noise dsb (kecuali statistik dan PER) maka agar lebih praktis, untuk pointing gunakan perangkat radio standar 802.11b yang memiliki utility grafis seperti Orinoco atau gunakan Wave Rider
6. Selanjutnya bila diperlukan lakukan penyesuaian elevasi antena dengan klino meter sesuai sudut antena pada station lawan, hitung berdasarkan perhitungan kelengkungan bumi dan bandingkan dengan kontur pada peta topografi
7. Ketika arah dan elevasi terbaik yang diperkirakan telah tercapai maka apabila diperlukan dapat dilakukan pembalikan polarisasi antena dari horizontal ke vertical untuk mempersempit beam width dan meningkatkan fokus transmisi, syaratnya kedua titik mempergunakan antena yang sama (grid parabolic) dan di kedua titik polarisasi antena harus sama (artinya di sisi lawan polarisasi antena juga harus dibalik menjadi vertical)

Pengujian Koneksi Radio
1. Lakukan pengujian signal, mirip dengan pengujian noise, hanya saja pada saat ini antena dan kabel (termasuk POE) sudah dihubungkan ke perangkat radio
2. Sesuaikan channel dan nama SSID (Network Name) dengan identitas BTS / AP tujuan, demikian juga enkripsinya, apabila dipergunakan otentikasi MAC Address maka di AP harus didefinisikan terlebih dahulu MAC Address station tersebut
3. Bila menggunakan otentikasi Radius, pastikan setting telah sesuai dan cobalah terlebih dahulu mekanismenya sebelum dipasang
4. Perhatikan bahwa kebanyakan perangkat radio adalah berfungsi sebagai bridge dan bekerja berdasarkan pengenalan MAC Address, sehingga IP Address yang didefinisikan berfungsi sebagai interface utility berdasarkan protokol SNMP saja, sehingga tidak perlu dimasukkan ke dalam tabel routing
5. Tabel routing didefinisikan pada (PC) router dimana perangkat radio terpasang, untuk Wireless In A Box yang perangkatnya terpisah dari (PC) router, maka pada device yang menghadap ke perangkat radio masukkan pula 1 IP Address yang satu subnet dengan IP Address yang telah didefinisikan pada perangkat radio, agar utility yang dipasang di router dapat mengenali radio
6. Lakukan continuos ping untuk menguji stabilitas koneksi dan mengetahui PER
7. Bila telah stabil dan signal strenght minimum good (setelah diperhitungkan noise) maka lakukan uji troughput dengan melakukan koneksi FTP (dengan software FTP client) ke FTP server terdekat (idealnya di titik server BTS tujuan), pada kondisi ideal average troughput akan seimbang baik saat download maupun up load, maksimum troughput pada koneksi radio 1 mbps adalah sekitar 600 kbps dan per TCP connection dengan MTU maksimum 1500 bisa dicapai 40 kbps
8. Selanjutnya gunakan software mass download manager yang mendukung TCP connection secara simultan (concurrent), lakukan koneksi ke FTP server terdekat dengan harapan maksimum troughput 5 kbps per TCP connection, maka dapat diaktifkan sekitar 120 session simultan (concurrent), asumsinya 5 x 120 = 600
9. Atau dengan cara yang lebih sederhana, digunakan skala yang lebih kecil, 12 concurrent connection dengan trouhput per session 5 kbps, apa total troughput bisa mencapai 60 kbps (average) ? bila tercapai maka stabilitas koneksi sudah dapat dijamin berada pada level maksimum
10. Pada setiap tingkat pembebanan yang dilakukan bertahap, perhatikan apakah RRT ping meningkat, angka mendekati sekitar 100 ms masih dianggap wajar

Antenna

1. Pengertian Antena
Dilihat dari sumber latar belakang sejarah telekomunikasi listrik berupa komunikasi wireless, berhasil ditemukan pertama kali oleh Heindrich Rudolph Hertz, beliau berhasil mendemonstrasikan sistem gelombang Elektromagnetik (EM) pertama kali pada tahun 1886 dengan menggunakan dipole λ/2. Pada tahun 1890 beliau mempublikasikan catatannya tentang elektrodinamika dan melakukan penyederhanaan persamaan elektromagnetika.
Antena (antenna atau areal) didefinisikan sebagai suatu struktur yang berfungsi sebagai pelepas energi gelombang elektromagnetik di udara dan juga bisa sebagai penerima/penangkap energi gelombang elektromagnetik di udara. Karena merupakan perangkat perantara antara saluran transmisi dan udara, maka antena harus mempunyai sifat yang sesuai (match) dengan saluran pencatunya.
Secara umum, antena dibedakan menjadi antena isotropis, antena Omnidirectional, antena Directional, antena Phase Array, antena Optimal dan antena Adaptif . Antena isotropis (isotropic) merupakan sumber titik yang memancarkan daya ke segala arah dengan intensitas yang sama, seperti permukaan bola. Antena ini tidak ada dalam kenyataan dan hanya digunakan sebagai dasar untuk merancang dan menganalisa struktur antena yang lebih kompleks. Antena Omnidirectional adalah antena yang memancarkan daya ke segala arah, dan bentuk pola radiasinya digambarkan seperti bentuk donat (doughnut) dengan pusat berimpit. Antena ini ada dalam dalam pengukuran sering digunakan sebagai pembanding terhadap antena yang lebih kompleks. Contoh antena ini adalah antena dipole setengah panjang gelombang. Antena directional merupakan antena yang memancarkan daya ke arah tertentu. Gain antena ini relatif lebih besar dari antena omnidirectional. Contoh, suatu antena dengan gain 10 dBi (kadang-kadang dinyatakan dengan “dBic” atau disingkat “dB” saja). Artinya antena ini pada arah tertentu memancarkan daya 10 dB lebih besar dibanding dengan antena isotropis. Ketiga jenis antena di atas merupakan antena tunggal, dan bentuk pola radiasinya tidak dapat berubah tanpa merubah fisik antena atau memutar secara mekanik dari fisik antena.
Selanjutnya adalah antena Phase Array, yang merupakan gabungan atau konfigurasi array dari beberapa antena sederhana dan menggabungkan sinyal yang menginduksi masing-masing antena tersebut untuk membentuk pola radiasi tertentu pada keluaran array. Setiap antena yang menyusun konfigurasi array disebut dengan elemen array. Arah gain maksimum dari antena phase array dapat ditentukan dengan pengaturan fase antar elemen-elemen array.
Antena optimal merupakan suatu antena dimana penguatan (gain) dan fase relatif setiap elemennya diatur sedemikian rupa untuk mendapatkan kinerja (performance) pada keluaran yang seoptimal mungkin. Kinerja yang dimaksud kinerja antara lain signal to interference ratio, SIR atau signal to interference plus noise ratio, SINR. Optimasi kinerja dapat dilakukan dengan menghilangkan atau meminimalkan penerimaan sinyal-sinyal tak dikehendaki (interferensi) dan mengoptimalkan penerimaan sinyal yang dikehendaki.
Antena adaptif merupakan pengembangan dari antena antena phase array maupun antena optimal, dimana arah gain maksimum dapat diatur sesuai dengan gerakan dinamis (dinamic fashion) obyek yang dituju. Antena dilengkapi dengan Digital Signal Proccessor (DSP), sehingga secara dinamis mampu mendeteksi dan melecak berbagai macam tipe sinyal, meminimalkan interferensi serta memaksimalkan penerimaan sinyal yang diinginkan.

2. Fungsi Antena
Fungsi antena adalah sebagai berikut :
a. Matching devices
Menyesuaikan sifat-sifat gelombang elektromagnetik pada saluran transmisi dan sifat-sifat gelombang elektromagnetik pada ruang bebas.


b. Directional device
Mengarahkan energi sinyal atau gelombang elektromagnetik kearah tertentu.

Jumat, 24 Juli 2009

Aku

Aku ….

Makhluk yang penuh dosa dan lupa

Ciptaan yang tak pernah ingat akan keagungan-Nya

Terus meminta tiada puasnya

Aku….

Manusia yang selalu mempertuhankan cinta

Anggap semua tiada artinya

Gantikan Dia dengan dirinya

Kapankah ku tersadar dari semua ini ?

Mata ku selalu silau dengan harta

Hatiku selalu goyah dengan tahta

Selalu Jadikan wanita sebagai berhala

Sungguh berlumur dosa ragaku ini

Takkan bisa luntur walau ku sujud pada Mu seribu kali

Tapi ku percaya dan mengerti

Kau Maha Pengampun dan Maha Mengetahui